Akuntansi Inflasi Dan Kemungkinan Penerapannya Di
Indonesia
Indonesia
adalah salah satu negara berkembang. Masalah umum yang sering di hadapi negara
berkembang adalah tingginya tingkat inflasi. Sejak krisis moneter tahun 1998,
harga-harga di pasaran cenderung naik. Tahun 2010 saja tingkat inflasi di
Indonesia adalah 6,96 persen dibandingkan pada tahun 2007. Hal ini bisa
diartikan bahwa aktiva yang dimiliki harganya akan berkurang sebesar 6.96
persen, sedangkan pendapatan dinilai terlalu tinggi sebesar angka yang sama. Hal
ini juga yang memicu munculnya akuntansi inflasi.
Akuntansi
inflasi adalah akuntansi yang berupaya untuk menyusun laporan keuangan yang
memuat dampak dari inflasi atau penurunan nilai beli uang pada laporan keuangan
sehingga laporan keuangan menunjukkan satuan mata uang pada tingkat harga yang
berlaku saat itu bukan lagi harga historis.
Metode
yang digunakan dalam akuntansi inflasi = metode penentuan laba. Untuk menyusun laporan keuangan pada
masa inflasi agar lebih relevan dapat digunakan beberapa metode:
1.General Price Level
Dalam
metode General Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat
harga sehingga pada masa inflasi GPL
ini lebih besar daripada nilai historical cost.
Keuntungan
GPL adalah sebagai berikut:
·
Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada
perusahaan
·
Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan
laporan antar periode
·
Membantu pemakai laporan menilai arus
kas dimasa yang akan datangsecara lebih baik
·
Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio
laporan keuangan yang dihitungdari angka-angka laporan keuangan yang sudah
disesuaikan.
Kelemahan
GPL adalah sebagai berikut:
·
Inflasi itu terjadi pada barang yang
berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disamaratakan
·
GPL tidak bermakna bagi perusahaan
·
Angka yang disesuaikan tidak
menggambarkan arus kas
·
Rasio itu adalah indikator mentah
2.Current Cost
Accounting
Edgar
Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar
mempromosikan konsep CCA ini. Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer
adalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut
ini adalah beberapa bentuk current cost:
a. Replacement
Cost
b. Reproduction
cost
c. Net
Realizable Value
d. Selling
Price
e. Expected
Value
3.
Monetary
– Non Monetary Item
Monetary
item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang
yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan
jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang
akan datang tanpa ada perubahan. Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah
uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian.
4.
Model
Penilaian dan Penentuan Laba
Ada
tiga model akuntansi yang berbeda, yaitu :
·
Model
Historical Cost Accounting, Atribut yang dinilai adalah jumlah uang atau kas
atau sejenisnya yang dibayar untuk mendapatkanaktiva atau membayar sejumlah
hutang yang dibebankan dalam unit uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.
·
Model
Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar adalahuang kas atau
sejenisnya yang akan dibayar untuk memperoleh aktiva yang sama dan sejenis saat
sekarang atau jumlah hutang yang akan dibebankan untuk memperolah aktiva
tersebut.
·
Model
Net Realizable, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kasatau sejenisnya yang
akan diperoleh dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus
dibayar untuk menebus kewajiban itu sekarang.
·
Model
Present Value atau Capitalized Value, atribut yang dinilai adalah arus kas
masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva atau arus kas
keluar net yang diharapkan akan dibayar untuk membayar kembali hutang.
Sumber:
http://andrianti-putri.blogspot.com/2011/04/istilah-akuntansi-inflasi.html
http://ianyundyun.blogspot.com/2012/06/akuntansi-inflasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar