Senin, 07 Januari 2013

Teori Akuntansi (Akuntansi Inflasi)

Akuntansi Inflasi Dan Kemungkinan Penerapannya Di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara berkembang. Masalah umum yang sering di hadapi negara berkembang adalah tingginya tingkat inflasi. Sejak krisis moneter tahun 1998, harga-harga di pasaran cenderung naik. Tahun 2010 saja tingkat inflasi di Indonesia adalah 6,96 persen dibandingkan pada tahun 2007. Hal ini bisa diartikan bahwa aktiva yang dimiliki harganya akan berkurang sebesar 6.96 persen, sedangkan pendapatan dinilai terlalu tinggi sebesar angka yang sama. Hal ini juga yang memicu munculnya akuntansi inflasi.
Akuntansi inflasi adalah akuntansi yang berupaya untuk menyusun laporan keuangan yang memuat dampak dari inflasi atau penurunan nilai beli uang pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan menunjukkan satuan mata uang pada tingkat harga yang berlaku saat itu bukan lagi harga historis.
Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi = metode penentuan laba. Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan dapat digunakan beberapa metode:
1.General Price Level
Dalam metode General Price Level misalnya metode historical cost disesuaikan dengan perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar daripada nilai historical cost.
Keuntungan GPL adalah sebagai berikut:
·         Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan
·         Dapat meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode
·         Membantu pemakai laporan menilai arus kas dimasa yang akan datangsecara lebih baik
·         Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang dihitungdari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan.
Kelemahan GPL adalah sebagai berikut:
·         Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang berbeda jadi tidak bisa disamaratakan
·         GPL tidak bermakna bagi perusahaan
·         Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas
·         Rasio itu adalah indikator mentah
2.Current Cost Accounting
Edgar Edwards dan Philips Bell (1961) merupakan tokoh yang paling gencar mempromosikan konsep CCA ini. Menurut mereka yang dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada. Berikut ini adalah beberapa bentuk current cost:  
a.       Replacement Cost
b.      Reproduction cost
c.       Net Realizable Value
d.      Selling Price
e.       Expected Value

3.      Monetary – Non Monetary Item
Monetary item adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian.
4.      Model Penilaian dan Penentuan Laba
Ada tiga model akuntansi yang berbeda, yaitu :
·         Model Historical Cost Accounting, Atribut yang dinilai adalah jumlah uang atau kas atau sejenisnya yang dibayar untuk mendapatkanaktiva atau membayar sejumlah hutang yang dibebankan dalam unit uang yang timbul dari perolehan aktiva itu.
·         Model Replacement Cost Accounting, atribut yang dibayar adalahuang kas atau sejenisnya yang akan dibayar untuk memperoleh aktiva yang sama dan sejenis saat sekarang atau jumlah hutang yang akan dibebankan untuk memperolah aktiva tersebut.
·         Model Net Realizable, atribut yang dinilai adalah jumlah uang kasatau sejenisnya yang akan diperoleh dengan menjual aktiva sekarang atau jumlah uang yang harus dibayar untuk menebus kewajiban itu sekarang.
·         Model Present Value atau Capitalized Value, atribut yang dinilai adalah arus kas masuk bersih yang diharapkan akan diterima dari penggunaan aktiva atau arus kas keluar net yang diharapkan akan dibayar untuk membayar kembali hutang.


Sumber:
http://andrianti-putri.blogspot.com/2011/04/istilah-akuntansi-inflasi.html
http://ianyundyun.blogspot.com/2012/06/akuntansi-inflasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar